您的当前位置:首页 > 娱乐 > Okupansi Hotel Menurun, BUVA Pilih Hati 正文
时间:2025-06-16 14:32:09 来源:网络整理 编辑:娱乐
Warta Ekonomi, Jakarta - Awal tahun 2025 tampaknya menjadi periode yang cukup menantang bagi bisnis quickq手机版官网
Awal tahun 2025 tampaknya menjadi periode yang cukup menantang bagi bisnis properti, tak terkecuali PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA). Hingga Mei 2025, tingkat okupansi dua hotel milik Perseroan di Bali, yakni Alila Ubud dan Alila Uluwatu, tercatat merosot menjadi 53,8% dibandingkan 56% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Tekanan ekonomi global, terutama akibat ancaman tarif dari Amerika Serikat, ikut membayangi performa sektor ini.
Meski terjadi penurunan okupansi, BUVA masih mampu menjaga pertumbuhan pendapatan berkat kenaikan rata-rata harga kamar sebesar 11%. Dengan strategi penyesuaian harga tersebut, perusahaan berhasil meredam dampak dari turunnya tingkat hunian.
Sekretaris Perusahaan BUVA, Rian Fachmi, optimistis kinerja akan membaik di paruh kedua tahun ini. "Kami perkirakan kondisi usaha akan membaik di sisa waktu tahun 2025 yang berdampak positif terhadap tingkat hunian dan tentunya pendapatan Perseroan setelah terdapat kepastian atas berbagai tantangan ekonomi dunia," jelas Rian.
Baca Juga: Perkuat Modal, Emiten Perhotelan BUVA Berencana Right Issue 3,6 Miliar Saham
Meski peluang memperluas pasar melalui kemitraan internasional cukup terbuka, BUVA memilih untuk tetap berhati-hati. Hingga saat ini, Perseroan belum memiliki rencana menggandeng mitra global demi meningkatkan okupansi maupun positioningproperti.
"Perseroan menjalankan prinsip kehati-hatian dalam ekspansi dimana ekspansi tersebut harus dilaksanakan secara integral dan selaras dengan konsep yang telah ada dan dengan biaya investasi terkontrol untuk menghasilkan hasil yang maksimal," ujar Rian.
Baca Juga: Meski Pertumbuhan Ekonomi Merosot, Pengembang Yakin Pasar Properti Tetap Bergairah
Terkait ketahanan operasional di skenario terburuk, Rian menyebut bahwa properti BUVA sudah lebih efisien pasca pandemi COVID-19. Kini, properti dapat tetap berjalan dengan tingkat efisiensi yang lebih baik dimana tingkat hunian titik imbas hotel berada di angka 30-35%.
Hal ini tentunya memberikan ketahanan hotel untuk tetap beroperasi dalam suatu jangka waktu tertentu. Namun, Rian menegaskan, "Kami tidak bisa membuat suatu perkiraan suatu jangka waktu properti dapat tetap beroperasi tanpa menimbulkan kerugian besar terhadap Perseroan karena akan tergantung dari berbagai faktor yang mempengaruhi skenario kurang baik tersebut."
Inilah Anggota DPR Usia Termuda hingga Tertua yang Dilantik, Baru Berusia 23 Tahun!2025-06-16 14:20
Survei Temukan Pola Skincare Muda2025-06-16 14:12
Investasi Sukuk Ritel SR022 Bisa Dapat Cash Back hingga Rp15 Juta, Mau?2025-06-16 13:36
Teh untuk Penderita Diabetes, Bantu Kontrol Kadar Gula Darah2025-06-16 13:30
Dinsos Jakarta: PMKS Turun 65%2025-06-16 12:44
Mau Pesta Daging? Siapkan 7 Air Rebusan Daun untuk Turunkan Kolesterol2025-06-16 12:40
Muhasabah Diri: Arti, Dalil Al2025-06-16 12:20
Direktur Penuntutan KPK Mundur Gara2025-06-16 12:14
Cerita Megawati yang Tidak Punya Ponsel agar Tak Disadap: Kayak James Bond Aja!2025-06-16 11:55
KPK Usut Korupsi di Pemkot Semarang Tekait Pemotongan Upah Pegawai2025-06-16 11:54
Ini Dia Perusahaan yang Sahamnya Dikuasai Mas Novanto2025-06-16 14:24
Trump Sebut Capai Kesepakatan Soal Ekspor Mineral Tanah Jarang China ke AS2025-06-16 14:12
Pulau Baru Terbentuk di Jepang, Potensi Jadi Destinasi Wisata?2025-06-16 14:10
7 Kebiasaan yang Bantu Cegah Depresi, Jangan Lupa Kongko sama Teman2025-06-16 13:35
Buruh Gugat UU MD3 di MK2025-06-16 13:19
7 Cara Stop Kebiasaan Overeating, Jangan Makan Sambil Nonton TV2025-06-16 13:10
Finalis Miss Universe Ekuador Meninggal Dunia di Usia 28 Tahun2025-06-16 12:40
Tren Sleep Tourism, Pilih Tidur Nyenyak Selama Liburan2025-06-16 12:36
Dinsos Jakarta: PMKS Turun 65%2025-06-16 11:58
13 Negara Benua Amerika yang Bebas Visa untuk Paspor Indonesia2025-06-16 11:46