会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Beri Akses Listrik hingga Pelosok, Program Lisdes Butuh Investasi Rp50 Triliun!

Beri Akses Listrik hingga Pelosok, Program Lisdes Butuh Investasi Rp50 Triliun

时间:2025-05-31 23:49:31 来源:quickq官网手机版下载 作者:知识 阅读:490次
Warta Ekonomi,quickq有什么用 Jakarta -

Pemerintah menargetkan elektrifikasi untuk 5.758 desa yang belum teraliri listrik, dengan pembangunan pembangkit berkapasitas 394 MW dan penyambungan listrik ke sekitar 780 ribu rumah tangga melalui Program Listrik Desa (Lisdes).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berkomitmen kuat mewujudkan program yang ditujukan untuk memastikan seluruh warga, termasuk di pelosok negeri, bisa menikmati layanan listrik 24 jam penuh dalam lima tahun ke depan.

Beri Akses Listrik hingga Pelosok, Program Lisdes Butuh Investasi Rp50 Triliun

Beri Akses Listrik hingga Pelosok, Program Lisdes Butuh Investasi Rp50 Triliun

Baca Juga: BNI dan Kemenkop UKM Kolaborasi Perkuat Holding UMKM Digital

Beri Akses Listrik hingga Pelosok, Program Lisdes Butuh Investasi Rp50 Triliun

Hal tersebut disampaikannya usai mengumumkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 2025-2034 di Kantor Kementerian ESDM, Senin, (26/5/2025).

Beri Akses Listrik hingga Pelosok, Program Lisdes Butuh Investasi Rp50 Triliun

"Tugas kami lima tahun ke depan melalui Program Lisdes 2025-2029 sesuai perintah Bapak Presiden Prabowo kepada kami adalah segera menginventarisir dan membuat program terobosan dalam rangka memberikan akses listrik kepada desa-desa yang belum terlistriki," kata Menteri Bahlil, dikutip dari siaran pers Kementerian ESDM, Jumat (30/5).

Bagi Bahlil, energi bukan hanya persoalan kebutuhan, tapi juga bentuk pemerataan dan keadilan yang harus dilakukan dari Aceh sampai Papua. Untuk merealisasikan Program Lisdes ini memerlukan investasi sekitar Rp50 triliun.

"Upaya menyediakan akses desa belum berlistrik ini dapat menjadi peluang bagi investor untuk menanamkan investasinya bersama pemerintah untuk mewujudkan energi berkeadilan," ujarnya.

Ketiadaan akses listrik menjadi kenangan tersendiri bagi Bahlil. Tempat kelahirannya di Maluku Tengah saat itu belum tersedia akses listrik, penerangan hanya didapat melalui lampu pelita berbahan bakar minyak tanah.

"Ini program mengingatkan saya waktu dulu. Saya dulu ini kan adalah anak republik yang lahir tidak ada listrik. Saya lahir pakai lampu pelita, bukan di rumah sakit dan sekolah sampai SD itu tidak juga pakai listrik, penerangan didapat dari lampu pelita yang jika saya bangun pagi membuat kening saya hitam," kenangnya.

Ditegaskan Bahlil, Lisdes adalah suatu keharusan dan tanggung jawab negara, karena listrik merupakan salah satu hak dasar warga negara. Mengingat masih banyak desa-desa yang terletak di pinggiran dan terisolir belum bisa menikmati layanan listrik dari negara.

Halaman Berikutnya

Halaman:

  • 1
  • 2

(责任编辑:休闲)

相关内容
  • KemenPPPA Sebut Pilkada Jadi Momentum Kejar Kesenjangan Gender, Apa Saja Tantangannya?
  • VIDEO: Finlandia Jadi Negara Paling Bahagia 7 Tahun Berturut
  • FOTO: Serunya Ngabuburit Sambil Membaca di Perpustakaan
  • Malaysia Naikkan Biaya Layanan Pelancong Asing yang Terbang ke ASEAN
  • Efek Blokade Gaza, Jerman Kini Sinyalkan Evaluasi Pengiriman Senjata ke Israel
  • Prahara UMP DKI Jakarta: di Angka Berapa Upah Buruh Berlabuh?
  • 3 Resep Minuman Segar untuk Buka Puasa yang Mudah Dibuat
  • Bukan Cuma Tipu PO iPhone, 'Si Kembar' Diduga Gelapkan Mobil Sewaan
推荐内容
  • FOTO: Texas dan Daging Sapi yang Tak Sekadar Gaya Hidup
  • VIDEO: Pitalkas, Roti Lezat Khas Ramadhan di Kosovo
  • 3 Resep Minuman Segar untuk Buka Puasa yang Mudah Dibuat
  • 我从不会手绘,到拿下康奈尔、卡梅offer,只经历了这 1 件事....
  • Berapa Budget untuk Liburan ke Labuan Bajo? Simak Estimasi BIayanya
  • Prahara UMP DKI Jakarta: di Angka Berapa Upah Buruh Berlabuh?