Ramai Warga Surfing di Bendung Pleret, Ada Potensi Bahaya Mengintai
Maraknya warga yang menggunakan Bendung Pleret Banjir Kanal Barat (BKB) di Semarang, Jawa Tengah, untuk wahana surfingatau selancar, membuat pihak berwenang mengambil sikap.
Hal itu terkait potensi bahaya yang bisa menimpa warga. Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebut telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk menjaga keamanan di Bendung Pleret BKB.
Menurut dia, penting bagi warga untuk mengetahui peringatan dini apabila sewaktu-waktu terjadi air bah. Wanita yang biasa dipanggil Mbak Ita ini memerintahkan jajarannya memastikan sistem peringatan dini berjalan dengan baik untuk mencegah bahaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami juga minta DPU untuk melihat dan mengecek EWS (Early Warning System) yang terpasang. Nanti akan ada semacam sinyal warning kalau terjadi kiriman air lebih besar, agar anak-anak bisa waspada juga," imbuhnya.
Meski begitu dia maklum dengan banyaknya warga yang memanfaatkan surutnya air di Bendung Pleret sebagai wahana hiburan. Tapi, dia memperingatkan warga untuk tetap berhati-hati.
Pemkot Semarang berencana memasang rambu dan nomor darurat yang bisa dihubungi jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di wilayah tersebut.
"Karena namanya anak-anak kan suka bermain, untuk itu saya minta berhati-hati dan kemudian bisa memperhatikan kondisi sungai saat bermain," tuturnya.
Belakangan, Bendung Pleret viral di media sosial setelah banyak warga yang didominasi remaja beramai-ramai menjadikannya wahana selancar. Setelah viral, banyak warga dari kota lain yang datang karena penasaran untuk menjajal.
Ada yang ikut meluncur di bendungan yang airnya sedang surut itu, tapi tak sedikit yang memilih menonton dan merekam keseruan kegiatan berselancar di lokasi tersebut.
Petugas Bendung Pleret, Bayu, menerangkan potensi bahaya bermain di lokasi tersebut, terlebih saat daerah Kabupaten Semarang sedang hujan, di mana air bah bisa saja datang.
Di area itu, kata Bayu, sebenarnya ada zona umum yang bisa digunakan untuk warga berkegiatan. Namun, bendungan dan pintu air termasuk zona khusus, yang memasang tanda larangan untuk warga bermain di sana.
"Kita sudah kunci semua akses ke sana, kita gembok. Tapi ada yang lewat dari zona umum itu, lewat bawah. Ada yang mlipir-mlipir. Sejak viral yang datang banyak sekali, susah untuk ngasih tahunya," ungkap Bayu di Bendung Pleret, Senin (15/7).
"Bahaya jika ada air bah datang dari atas. Memang biasanya ada pertanda air berubah jadi warna coklat, tapi kan tidak semua menyadarinya," tambahnya.
Menurut Bayu, pada Minggu (14/7) ada remaja nyaris tenggelam karena tidak tahu di sekitar pintu air memiliki kedalaman 2 meter. Beruntung remaja itu bisa segera meriah tangga untuk menyelamatkan diri.
Dia meminta media sosial hingga media massa ikut membantu memberikan edukasi supaya warga memahami bahaya bermain di bendungan. Dia khawatir viralnya 'surfing' di Bendung Pleret malah membuat banyak orang mengira itu adalah lokasi wisata baru.
"Kesannya jadi tempat wisata, padahal bukan. Sejauh ini yang saya baca belum ada media sosial yang menjelaskan soal bahayanya bermain di mercu. Tapi di kolom komentar sudah ada yang berusaha menjelaskan bahayanya," terangnya.
下一篇:Pria asal Tangerang Alami Limfedema
相关文章:
- Partai Buruh Jadi Pilihan Gen Z untuk Revitalisasi Politik Indonesia
- FOTO: Kala Yunani Panen Buah Zaitun, Penyangga Hidup di Masa Paceklik
- Tren Makan Popcorn Beku Curi Perhatian Warganet, Mau Ikut Coba?
- Alasan Bayi Tak Boleh Minum Air Putih, Bisa Keracunan
- Retreat Kepala Daerah Terpilih Tak Bebani Anggaran, Wamensesneg: Harinya Berkurang Jadi 7 Hari
- Ada 5 Hari Libur Beruntun pada Januari 2025, Cek Dulu Tanggal Merahnya
- BPOM Usul Ketamin Masuk Golongan Psikotropika
- Haidar: Partisipasi Publik Tak Boleh Sekadar Formalitas
- Catat! KIP Kuliah 2025 Tidak Kena Efisiensi Anggaran, Beasiswa Tetap Lanjut!
- Bahas Stunting, Mendukbangga Soroti Kebiasaan Ngunyah Sirih saat Hamil
相关推荐:
- GRATIS! Ayo Ikut Mudik Bareng ke Kudus, Syarat dan Caranya Simak di Sini
- Alasan Bayi Tak Boleh Minum Air Putih, Bisa Keracunan
- Cuaca Buruk Desember, Warga RI Jangan Liburan ke Daerah
- Bali Jadi Destinasi Paling Romantis di Dunia 2024
- FOTO: Louis Vuitton dan 'Perjalanan ke Amerika'
- PDIP dan PSI Memanas, Pengamat: Sindiran Kini Sentuh Level Pimpinan
- Haidar: Partisipasi Publik Tak Boleh Sekadar Formalitas
- Rincian Lengkap Saldo Dana Bansos yang Cair di Triwulan II 2025, Buruan cekbansos.kemensos.go.id
- Ramadan dan Idulfitri 2025 Bisa Beda Lagi! Muhammadiyah Ingatkan Toleransi
- Persib Ramai Mau IPO? BEI Angkat Bicara, Begini Katanya
- Mau Berlayar di Kapal Pesiar Terbesar di Dunia? Siapkan Rp15,6 Juta
- Bima Arya Targetkan Retreat Kepala Daerah Sebelum Ramadan, Tunggu Pelantikan
- Surat Edaran Bersama 3 Menteri Nomor 2 Tahun 2025 Tentang Libur Ramadhan, Berikut Isi dan Link PDF!
- Mau Liburan ke Turki dan Salat di Hagia Sophia? Kini Dikenakan Tarif
- Pemprov Jakarta Jadi Dalang Penyaluran Saldo Dana Bansos KJP Plus 2025 Tahap I Batal Cair
- Cara Cek NIK KTP Penerima Bansos PKH 2025, Saldo Dana Cair Sampai 4 Tahap
- Biar Nggak Nyesel! 7 Tips Lolos SNBP 2025 ala Kemendikdasmen, Wajib Coba!
- Danantara Jajaki Investasi di Aksi Akuisisi Grab terhadap GoTo, Pemerintah Waspadai Dominasi Asing
- Isu Mendiktisaintek Kena Reshuffle, Ini Suasana Rumah Dinas Satryo Soemantri Brodjonegoro
- FOTO: Cerita Salju yang Pergi dari Resor Ski Himalaya