时间:2025-05-24 15:11:39 来源:网络整理 编辑:百科
Jakarta, CNN Indonesia-- Pemungutan suara di Pemilu2024 sudah selesai. Proses selanjutnya yang dilak quickq是什么东西
Pemungutan suara di Pemilu2024 sudah selesai. Proses selanjutnya yang dilakukan saat ini adalah hitung cepat atau quick count.
Meski belum mengeluarkan hasil resmi, namun hasil quick countdari berbagai lembaga survei sudah menampakkan beberapa hasil. Melihat hasilnya, tak semua orang senang, apalagi kalau ternyata jagoan pilihannya memiliki angka quick count yang lebih rendah dibanding paslon lainnya.
Kalau sudah begini, banyak orang bisa stres dan asam lambung naik. Jangan abaikan masalah ini karena bisa membahayakan kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ashwin, pesta demokrasi seharusnya menjadi momen yang menyenangkan walau memang sedikit menegangkan. Karenanya, ia menyarankan untuk tidak berlarut-larut memikirkan hasil pemilu karena bisa memicu stres yang lebih buruk.
Lihat Juga :![]() |
"Move on. Lanjutkan hidup, perbanyak hal-hal yang menyenangkan, seperti hobi, liburan, di luar pekerjaan yang rutin dikerjakan," sarannya.
"Semoga semua bisa menjalankan pemilu dengan happy, bisa menerima menang atau kalah, sehingga nggak terlalu banyak stres, dan masuk rumah sakit karena komorbidnya pada kambuh.
Tak dimungkiri, stres memang bisa memicu berbagai masalah kesehatan.
Apakah Anda pernah merasa ngilu di bagian usus? Atau merasa ada kupu-kupu yang beterbangan di perut? Jika pernah, maka Anda tentu tahu bahwa stres berdampak pada sistem pencernaan.
Otak dan usus saling terhubung dan secara konstan berkomunikasi satu sama lain.
"Stres bisa memengaruhi setiap bagian di sistem pencernaan," ujar ahli gastroentrologi dari Wake Forest University, AS, dr Kenneth Koch, mengutip EverydayHealth.
Lihat Juga :![]() |
Koch mengatakan bahwa stres mampu meningkatkan asam lambung, mual, dan diare atau sembelit. Dalam kasus yang lebih serius, stres dapat menyebabkan penurunan aliran darah dan oksigen menuju perut yang dapat menyebabkan kram, peradangan, atau ketidakseimbangan bakteri usus.
Usus dikendalikan dalam bagian sistem saraf pusat di otak dan tulang belakang. Selain itu, usus juga memiliki jaringan neuron sendiri yang dikenal sebagai sistem saraf enterik dan intrinsik.
Sistem saraf di usus juga disebut memiliki pengaruh yang besar. Tak heran jika para ilmuwan menganggapnya sebagai 'otak kedua' sebagaimana yang tercatat di Scientific American.
Stres menyebabkan respons kimia dalam tubuh yang membuat kulit lebih sensitif dan reaktif. Pada kondisi tertentu, kondisi itu juga bisa mempersulit penyembuhan masalah kulit.
Sebagaimana kita ketahui, stres memicu produksi hormon kortisol yang bakal menghasilkan lebih banyak minyak. Dalam kondisi itu, kulit juga akan lebih rentan terhadap jerawat dan masalah kulit lainnya.
Mengutip WebMD, stres bisa menimbulkan beberapa masalah kulit seperti psoriasis, rosacea, dan eczema. Selain itu, stres juga bisa menyebabkan gatal-gatal dan ruam.
"Selain itu ada juga perilaku-perilaku lain yang merusak kulit dan dilakukan saat stres," ujar ahli dermatologi Brigham and Women's Hospital, Boston, AS, dr Abigail Waldman, mengutip Allure. Dia mencontohkan seperti kebiasaan menggaruk kulit atau menarik-narik rambut saat stres.
Lihat Juga :![]() |
Tak cuma pada pencernaan dan kulit, stres juga berdampak pada kesehatan jantung.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat pada 2014 lalu memberikan penjelasan tentang hubungan antara stres psikologis dan kerusakan jantung.
Mengutip Times, peneliti memperhatikan kadar sel darah putih dalam tubuh. Setelah sepekan bekerja dengan penuh tekanan, jumlah sel darah putih meningkat.
Penelitian lain yang dilakukan Harvard University pada 2017 lalu menyebutkan bahwa mereka yang memiliki aktivitas tinggi di bagian amygdala (bagian otak pembentuk emosi) berisiko terkena serangan jantung.
Saat stres, tubuh merangsang sistem kekebalan tubuh untuk bekerja. Dalam kondisi itu, tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang akan menghambat pelepasan histamin dan respon peradangan untuk melawan zat asing. Mengutip MayoClinic, dengan begitu tubuh akan lebih rentan terserang penyakit.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Leukocyte Biology menyebutkan bahwa jenis stres tertentu dapat berinteraksi dengan sel kekebalan tubuh yang merespons sel alergen hingga menimbulkan gejala fisik.
Putusan Bebas untuk Alex Denni Jadi Momentum Evaluasi Sistem Peradilan2025-05-24 14:54
Siapa Sosok 'Kakak Asuh' yang Begitu Kuat Pengaruhnya Dalam Kasus Ferdy Sambo?2025-05-24 14:33
Polri Pecat Ferdy Sambo, Sekum PP Muhammadiyah: Keputusan yang Sangat Tepat dan Adil2025-05-24 14:12
Alasan KPK Tangkap Paksa SYL: Ada Komunikasi Tak Akan..2025-05-24 13:38
5 Cara Menurunkan Kolesterol di Usia Muda Tanpa Obat2025-05-24 13:33
Alhamdulillah, Pak Anies Baswedan Sampaikan Kabar Gembira2025-05-24 13:10
FOTO: Kenalkan, Rocky Balboa Si Anak Gajah di Kebun Binatang Surabaya2025-05-24 13:02
Urusan Inovasi dan Visioner, Profesor di IMD Nobatkan BYD Ungguli Tesla2025-05-24 12:53
Trump: India Tawarkan Kesepakatan Dagang Nol Tarif2025-05-24 12:48
Aksinya Viral, Satpol PP yang Tarik Paksa Dagangan Pedagang Dicopot dari Jabatannya2025-05-24 12:30
Bupati Dhito dan Gubernur DKI Jakarta Kerjasama untuk Menekan Kemiskinan2025-05-24 14:41
Pertamina Wujudkan Kemandirian Energi di Momentum Harkitnas 20252025-05-24 14:40
Aksinya Viral, Satpol PP yang Tarik Paksa Dagangan Pedagang Dicopot dari Jabatannya2025-05-24 14:14
Polisi Periksa 17 Saksi Terkait Kasus Penyebaran Hoax Rocky Gerung2025-05-24 13:55
FOTO: Pacuan Kuda di Sawah Berlumpur Dompu NTB2025-05-24 13:55
Rocky Gerung Bakal Kena Gusur, Ngabalin, Dosen UI hingga Guru Besar UGM Senang2025-05-24 13:50
FOTO: Menyembuhkan Penyakit Lewat Terapi Sengat Lebah di Irak2025-05-24 13:45
Mohon Maaf Para Haters, Anies Baswedan Dinobatkan Sebagai Best Regional Leader2025-05-24 13:07
Jadi Perantara Korupsi, Kakak Ipar Bupati Cianjur Dicari KPK2025-05-24 12:58
Bimo Wijayanto Resmi Gabung di Kementerian Keuangan, Jadi Dirjen Pajak?2025-05-24 12:31